Kamis, 24 Desember 2015

Makalah Psikologi Mata Kuliah Ilmu Sosial



PSIKOLOGI
Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah dasar-dasar ilmu sosial
Dosen  : Yanuardi, M.Si

Description: C:\Users\Mirza\Downloads\logo uny.png


Oleh:
Muhammad Furqan Akhyar
(15417141001)
Arin Indah Diniarti
(15417141017)
Isabel Anjani
(15417141035)
Ulfah Rhomana Amany
(15417141036)
Angelica Anindita V.
(15417141039)




PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015
DAFTAR ISI

Halaman Judul
........................................

Daftar Isi
........................................
i
Kata Pengantar
BAB I : PENDAHULUAN
........................................
ii
A.                Latar Belakang Masalah
.......................................
1
B.                 Fokus Permasalahan
C.                Tujuan Penulisan
BAB II : PEMBAHASAN
A.                Kajian Teori
........................................
3
1.                  Pengertian dan Ruang Lingkup Psikologi
........................................
3
2.                  Sejarah Psikologi
........................................
3
3.                  Pemerintah
........................................
3
4.                  Masyarakat Luar Negeri
........................................
4
B.                 Pembahasan
........................................
4
1.                  Mazhab Psikologi
........................................
5
C.                Hukum Ekonomi
........................................
5
Daftar Pustaka
........................................
7





KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas dasar-dasar ilmu sosial tentang psikologi ini dengan baik sesuai dengan waktu yang telah kita tentukan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Bersama ini kami juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya tugas ini, terutama kepada Bapak Yanuardi, M.Pd. sebagai dosen mata kuliah ini. Semoga segala yang telah kita kerjakan merupakan bimbingan yang lurus dari Yang Maha Kuasa.
Dalam penyusunan tugas ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan tugas ini dan untuk pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan tugas-tugas yang lain di masa mendatang. Semoga dengan adanya tugas ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.


Yogyakarta, 4 November 2015


Penulis







BAB I
PENDAHULUAN

A.                Latar Belakang Masalah

Manusia sejatinya memiliki beberapa faktor yang dapat diteliti, karena manusia hidup dunia ini tidak hanya dalam satu bidang saja. Faktor yang dapat diteliti antara lain adalah faktor agama, sosial, ekonomi, bahkan psikologi orang tersebut.
Psikologi memiliki arti ilmu yang mempelajari tingkah laku makhluk hidup. Hal ini didukung dari berbagai sumber, di antaranya menurut ensiklopedia Indonesia jilid 13 (1990), psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan binatang baik secara langsung maupun tidak langsung. Pendapat lain muncul dari Muhibbin Syah (2010) bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu ataupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku bersifat psikomotorik yang meliputi perbuatan berbicara, duduk, berjalan, dan lain sebagainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan, dan lain sebagainya. Atkinson (1996: 18) mendefinisikan psikologi itu studi kegiatan mental.
Layaknya ilmu lain, ilmu psikologi juga terdapat divisi-divisinya sendiri. Mulai dari (1) ruang lingkup psikologi, (2) pendekatan dan metode penelitan psikologi, (3) sejarah perkembangan psikologi, (4) mazhab/ aliran ilmu psikologi, (5) konsep psikologi, (6) generalisasi psikologi, (7) teori psikologi. Dari ketujuh divisi-divisi ilmu psikologi tersebut, penulis merasa bahwa mazhab/ aliran ilmu psikologi dan teori psikologi merupakan divisi utama yang harus bahas lebih mendalam. Alasannya, karena divisi tersebut menjadi pondasi utama dari munculnya ilmu psikologi.
Mazhab ilmu psikologi terbagi atas sembilan mazhab, kesembilan mazhab ini tidak akan berkembang jika tidak ada peletak teori dasarnya, sehingga sangat berkesinambungan apabila penulis menyertakan teori psikologi sebagai fokus permasalahan yang akan dibahas.
B.                 Fokus Permasalahan
Fokus permasalahan yang akan dikaji adalah:
1.                  Apa saja mazhab ilmu psikologi dalam buku Pengantar Ilmu Sosial karya Hamid Hasan?
2.                  Apa saja teori psikologi dalam buku Pengantar Ilmu Sosial karya Hamid Hasan?

C.                Tujuan Penulisan
Penulisan ini bertujuan antara lain:
1.                  Mendeskripsikan mazhab ilmu psikologi dalam buku Pengantar Ilmu Sosial karya Hamid Hasan.
2.                  Mendeskripsikan teori psikologi dalam buku Pengantar Ilmu Sosial karya Hamid Hasan.

BAB II
PEMBAHASAN

A.                Kajian Teori
1.                  Pengertian dan Ruang Lingkup Psikologi
Psikologi merupakan studi ilmiah mengenai proses perilaku dan proses-proses mental. Hal itu didukung dari pernyataan Kenneth Clark dan George Millter (1970) bahwa psikologi merupakan studi ilmiah mengenai perilaku. Psikologi sebenarnya masuk salah satu dari ilmu perilaku atau ilmu sosial, sebab terdapat bidang khusus yang beraneka ragam di dalamnya. Contohnya, psikologi eksperimental, psikologi fisiologi, psikologi perkembangan, psikologi sosial, psikologi kepribadian, psikologi klinis dan penyuluhan, psikologi sekolah dan pendidikan, serta psikologi industri dan permesinan.
Psikologi terdapat beberapa pendekatan studi dari beberapa sudut pandang, diantaranya:
1.                  Pendekatan Neurobiologi
Pendekatan yang dihubungkan antara tindakan kita dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam tubuh kita, terutama otak dan sistem saraf. Tokoh pen dekatan ini adalah Broca, Fritsc, Hitzig, dan Ferrir.
2.                  Pendekatan Behaviorisme (Perilaku)
Pendekatan ditargetkan pada kegiatan luar organisme yang dapat dilihat dan diukur. Tokohnya J.B. Watson dan B.F. Skiner.
3.                  Pendekatan Kognitif
Lebih menekankan cara kerja otak untuk mengolah informasi yang masuk secara aktif dan mengubahnya berbagai cara. Tokohnya Kenneth Craik.
4.                  Pendekatan Psikoanalitik
Pendekatan terfokus pada motif bawah sadar yang berakar dari dorongan seksual dan agresi yang ditekan pada masa kanak-kanak. Tokoh pendekatan ini adalah Sigmund Freud, Adler, Jung, Fromm,  Sullivan, Horney.
5.                  Pendekatan Psikologi Gestalt.
Menekankan pada konfigurasi yang menyeluruh, tokoh dari kelompok ini adalah Max Wertheim, Kohler, dan Koffka.
6.Pendekatan Fenomenologi dan Humanistik
Berfokus pada pengalaman subyektif seseorang, kebebasan memilih, dan motivasi terhadap aktualisasi diri. Tokoh dari kelompok ini Abraham Maslow dan Carl Rogers.
            Ilmu psikologi mengenal beberapa metode yang digunakan adalah sebagai berikut.
a)                  Metode Ekperimental
Menekankan pengkajian setiap variabel (variabel bebas dan terikat), dengan memberikan perlakuan terhadap kelompok eksperimen untuk kemudian diukur analisis pengaruh perlakuan tersebut.
b)                  Metode Pengamatan
Melakukan pengamatan terhadap sampel penelitian, baik perilaku binatang ataupun manusia.
c)                  Metode Survey
Secara langsung dapat dilakukan peneliti melalui kuisoner atau wawancara dengan jumlah sampel yang cukup banyak.
d)                 Metode Tes
Dilakukan untuk mengukur jenis kemampuan, minat, sikap dan hasil kerja. Melalui metode ini para ahli memperoleh data diri seseorang tanpa alat laboratorium yang sulit.
e)                  Metode Riwayat Hidup atau Kasus
Digunakan untuk mengungkapkan kasus-kasus yang ditelaah sesuai dengan kebutuhan peneliti. Sebagian besar riwayat kasus dipersiapkan dengan cara merekonstruksikan riwayat hidup seseorang didasarkan pada kejadian dan catatan yang teringat (Atkinson, 1996: 25-30)
Beberapa jenis ilmu psikologi secara sistematis maupun terapan, dapat  dirinci sebagai berikut:
a)                  Psikologi Sosial (Sosial Psychology)
Is the scientific study of individual behavior as a function of social stimuli ‘ ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku individu sebagai fungsi dari rangsang-rangsang sosial’ (Shaw dan Costanzo, 1970: 3). Dari definisi tersebut pengertian psikologi sosial dapat diartikan sebagai suatu kajian tentang sifat, fungsi, fenomena perilaku sosial, dan pengalaman mental individu dalam sebuah konteks sosial. Contoh fenomena psikologi sosial adalah agresif kemarahan, pembelajaran sosial, hubungan sosial, kerjasama dan kompetisi, serta pembuatan keputusan kelompok.
b)                  Psikologi Klinis dan Penyuluhan atau Konseling (Clinical Psychology and Counselling)
Bidang psikologi terapan yang berperan sebagai salah satu disiplin kesehatan mental dengan menggunakan prinsip-prinsip psikologi untuk memahami, mendiagnosis, dan mengatasi berbagai masalah atau penyakit psikologi (Mens, 2000: 122).
Organisasi yang mengatur standar psikologi klinis dibentuk pada tahun 1947 oleh Dewan Profesi Psikologi Amerika, yakni American Noard of Profesional Psychology. Lembaga tersebut berhak melakukan pengujian, memberikan diploma, serta mendorong pembinaan kecakapan psikologi profesional. Perkembangan psikologi klinis khususnya di amerika semakin pesat. Hal itu terbukti dari perkembangan anggota dan rekanan yang aktif, mauoun perkembangan keilmuannya.
Sedangkan psikologi konseling merupakan psikologi terapan yang berusaha menciptakan, menerapkan, dan menyebarkan pengetahuan mengenai pencegahan dan penanggulangan gangguan fungsi manusia dalam berbagai kondisi (Brown dan Lent, 1992). Di Amerika bidang ini lahir sebagai bidang ilmu tersendiri (1947), kemudian di Kanada dan Australia, kemudian Inggris (1982) dengan membentuk seksi psikologi konseling pada British Psychology Society (Taylor, 2000: 182). Tujuan dari psikologi konseling adalah membantu individu memahami dan mengubah perasaan, pikiran, dan perilaku kejiwaan; mengatasi tekanan mental dan sebagainya. (American Psychological Association, 1985).
c)                  Psikologi Konstitusional (Constitutional Psychology)
Psikologi ini masih sangat kontroversial, pemahaman ini sebagai studi tentang hubungan antara struktur morfologis dan fungsi fisiologis tubuh serta hubungan antara fungsi-fungsi psikologi sosial (Lerner, 2000: 168). Psikologi konstitusional mula-mula dirintis oleh Kretschmer pada tahun 1921 dengan menerbitkan Korperbau und Charahter, yang kemudian disusul oleh Sheldon dengan karyanya The Varieties of Human Physique (1940) yang menimbulkan banyak kritik dan reaksi. Dikarenakan masyarakat ilmiah kurang begitu yakin terhadap kekuatan asosiasi antara tipe fisik dan temperamen, seperti yang dilaporkan karya-karyanya bahwa terdapat korelasi tatanan +0,8 tentang hubungan antara karakter tempramen dan fisik. Selain itu keraguan tersebut didasarkan pada landasan konseptual, metodologis, serta analisis datanya. Tetapi dalam penelitian lain dimana karena aspek metodologinya lebih kuat, terungkap memang ada asosiasi yang menonjol antara tipe-tipe fisik tertentu, seperti daya tarik fisik dengan keperibadian atau tempramen (Lerner, 1987; 2000: 168).
d)                 Psikofarmakologi
Pengetahuan tentang obat untuk mengobati gangguan psikiatris. Sejak tahun 1950, seorang psikiater hanya memiliki sedikit obat stimulan dan obat penenang nonspesifik untuk mengobati kecemasan dan depresi. Pada tahun 1955 terjadi tiga penemuan farmakologi yang menandai revolusi pengobatan psikiatri, yakni obat antipsikotik, antidepresan, dan lithium (pope, 2000: 866)
Obat antipsikotik berfungsi sebagai penetralan khayalan atau kepercayaan kepada hal-hal yang tidak nyata dan halusinasi (perasaan melihat, mendengar suara, dan sejenisnya), yang merupakan gejala umum pada penyakit skizoprenia dan penyakit kegilaan depresif.
Obat antidepresan berfungsi meringankan pasien yang mengalami depresi mayor atau tertekan dari penyakit depresi kejiwaan.
e)                  Psikologi Okupasional (Accupational Psychology)
Terminologi yang merangkum suatu bidang kajian psikologi industri, psikologi organisasi, psikologi vokasional, dan psikologi sumber daya manusia (Herriot, 2003: 713). Psikologi industri memberi petunjuk  tentang psikologi yang berkaitan dengan kepentingan manajemen, psikologi organisasi dengan membatasi hanya pada konteks khusus tertentu, psikologi vokasional cenderung membatasi berbagai karier individu di luar konteks organisasional yang dapat mereka tekuni, sedangkan psikologi sumber daya manusia dapat mengabaikan konteks nonorganisasional. Jika dia ditinjau dari historisnya, psikologi okupasional sebagai produk perubahan sosial, ekonomi, dan kultural, khususnya pada masyarakat barat. Pasca perang dunia I, berkembang tes-tes psikometrik dan seleksi kemiliteran. Hal berbeda pasca perang dunia II, yang memberi bukti tentang pentingnya nilai keterpaduan (cohensiveness) kelompok dalam meraih tujuan.
f)                   Psikologi Politik (Political Psychology)
Interdisipliner yang tujuan subtantif dasarnya adalah untuk menyingkap saling keterkaitan antara proses psikologi dan politik (Renshon, 2000: 784). Bidang ini memiliki sumber dari berbagai disiplin keilmuan, seperti antropologi budaya, ekonomi, sosiologi, psikologi, serta ilmu politik. Dalam kajiannya, biasanya untuk psikologi lebih banyak menggunakan teori psikoanalisis, teori kepribadian, psikologi sosial, psikologi perkembangan, dan psikologi kognitif. Sedangkan dari sisi lain menggunakan kajian pendekatan ilmu politik, terutama perilaku politik massa, kepemimpinan politik, dan pengambilan keputusan, serta konflik politik di dalam antar bangsa.
g)                  Psikologi Sekolah dan Pendidikan
Kajian tentang perilaku peserta didik di sekolah yang substansinya merupakan gabungan psikologi perkembangan anak, psikologi pendidikan, dan psikologi klinis yang berhubungan dengan setiap anak untuk evaluasi kegiatan belajar dan emosi. Sedangkan psikologi pendidikan, merupakan kajian tentang perilaku dalam bidang proses belajar mengajar.
h)                  Psikologi Perkembangan
Menekankan perkembangan manusia dan berbagai faktor yang membentuk perilakunya sejak lahir sampai berumur lanjut. Para ahli psikologi perkembangan mempelajari kemampuan khusus, seperti bagaimana kemampuan berbahasa berkembang dan berubah pada anak-anak yang sedang tumbuh atau dalam suatu masa hidup tertentu, seperti masa bayi, tahun-tahun prasekolah, atau masa remaja (atkinson et al, 1996: 21)
i)                    Psikologi kepribadian
Segi pandang yang menekankan pada hal penanaman dan peletakan tingkah laku di dalam kepribadian individu. Namun definisi tersebut masih belum jelas karena justru kata “kepribadian” –nya itulah yang belum diungkap artinya. Sedangkan menurut Alfred Adler adalah  ilmu perilaku tentang gaya hidup individu atau cara karakteristik seseorang dalam bereaksi terhadap masalah-masalah dan tujuan hidup.
Dalam macam-macam kategori, untuk menggolongkan psikologi kepribadian dibedakan menjadi dua teori. Pertama, teori disusun atas pemikiran spekulatif. Kedua, teori disusun atas dasar data dari hasil penelitian empiris atau eksperimental.
Jika dikelompokkan dari aspek atau kompenen kepribadiannya yang dipakai sebagai landasan dalam penyusunan perumusan teori-teori dibagi menjadi 5, yakni (a) teori konstitusional, (b) teori tempramen, (c) teori ketidaksadaran, (d) teori faktor, (e) teori kebudayaan.
j)                    Psikologi Lingkungan
Bidang ini lahir pada tahun 1970-an yang perkembangannya sangat pesat hingga sekarang. Dalam hal ini lingkungan berhubungan dengan proses belajar, yang mengunjuk pada efek kumulatif dari respon individu terhadap rangsangan lingkungan individu dalam hidupnya. Oleh karenanya praktik pengasuhan anak, pendidikan di sekolah, serta hubungan antarpribadi merupakan bagian-bagian utama dari lingkungan. Psikologi lingkungan dapat menjangkau berbagai aneka permasalahan. Bidang ini tidak hanya mengkaji akibat yang sebelumnya sudah terpikiran manusia, melainkan juga akibat yang diperhitungkan sebelumnya. Karena itu apabila dirumuskan secara longgar, sebenernya psikologi lingkungan tumpang tindih dengan psikologi rekayasa yang lazim, serta bidang-bidang dari psikologi konsumen, komunitas, psikologi klinis.
k)                  Psikologi Konsumen
Bidang psikologi ini mulai dengan psikologi periklanan dan penjualan objeknya adalah komunikasi yang efektif, baik dari pihak pabrik maupun distributor kepada konsumen (Anastasi, 1989: 389). Terutama melalui iklan, konsumen memperoleh informasi tentang produk atau jasa yang dapat diperoleh manfaat khusus dari produk dan jasa tersebut. psikologi periklanan mulai dilancarkan selama dua dasawarsa yang pertama dari abad ke-20 dengan studi laboratorium di berbagai lokasi.

2.                  Sejarah Psikologi
Pada zaman yunani kuno, Plato dan Aristoteles dianggap sebagai pelopor dalam psikologi. Plato (427-347 SM) yang beranggapan jiwa manusia terbagi atas dua bagian yaitu jiwa rohaniah dan jiwa badaniah. Selanjutnya, menurut plato yang terkenal dengan konsepsi yang Trikotonomi dalam diri manusia terdapat jiwa yang meliputi pikiran atau kecerdasan (di kepala), kemauan (di dada), dan nafsu atau perasaan (di perut). Sedangkan Aristoteles (384-323 SM) lebih dikenal dengan Dikotomi, dimana jiwa meliputi kecerdasan dan kemauan.
St. Agustinus yang berpengaruh oleh gagasan plato dalam bukunya “Convessi” mengajarkan manusia terdiri dari jasmani dan rohani. Rohani tidak berzat dan memberi arah pada jasmani dan membentuk jasmani. Renne Descartes menandai adanya hubungan pikiran dengan badan sebagai interaksi yang terungkap dalam semboyannya Cogito Ergo Sum atau “saya berfikir karena itu saya ada”
Sebelumnya usaha studi ilmiah yang sistematis terhadap psikologi telah dibangun sebagaimana yang dilakukan pada cabang ilmu lainnya, dapat dikatakan telah muncul pada abad pertengahan ke-19. Sedangkan untuk pengukuran psikometrik diawali oleh Francais Galton (1822-1911), seorang ahli psikologi Inggris yang memiliki hobi mengukur sesuatu yang luas bahkan ke latar belakang wanita yang ia temui dalam perjalanannya ke Afrika.
Perkembangan ilmu psikologi menjadi pesat setelah adanya pengaruh psikologi eksperimental Willhelp Wundt pada tahun 1879. Ia berpandangan bahwa dalam memahami gejala-gejala kejiwaan manusia tidak dapat pandang proses-proses kejiwaan itu seperti suatu penjumlahan dari unsur-unsurnya tetapi jiwa itu merupakan satu kesatuan yang melebihi jumlah dari unsur-unsurnya.
Suatu perkembangan lainnya ialah dipelopori oleh Sigmund Freud seorang psikiater Austria berpendapat bahwa kegiataan tingkah laku manusia sehari-hari justru lebih dominan dipengaruhi oleh alam bawah sadar. Edward Lee Thorndike dikenal karena percobaanya memulai kucing-kucingnya serta instruksi kotak-kontak puzzle yang unik ia menyimpulkan bahwa
1)                  Hukum latihan, jika asosiasi lebih sering digunakan maka koneksinya akan lebih kuat. Sedangkan yang paling kurang penggunaannya maka paling lemah koneksinya.
2)                  Hukum Efek, yaitu ketika sebuah asosiasi diikuti dengan keadaan yang memuaskan, maka koneksinya menguat begitupun sebaliknya.
Psikologi diartikan sebagai studi mengenai kegiatan mental, datanya terutama diperoleh melalui observasi diri dalam bentuk instropeksi.

B.                 Pembahasan
Pada subbab ini dipaparkan hasil dari rumusan masalah tentang mazhab psikologi dan teori psikologi dalam buku Pengantar Ilmu Sosial. Dalam semua ilmu terutama ilmu psikologi, terdapat berbagai aliran dan teori-teori yang berkembang, berikut adalah penjelasannya
1.                  Mazhab Ilmu Psikologi
Untuk memahami mahzab dalam psikologi, Boeree (2005: 289-436) membaginya dalam sembilan mazhab psikologi, yakni psikologi ekperimental dan fisiologi, psikoanalisis, behaviorisme, gestalt, humanistik-existensialisme-fenomenologis, dan kognitif.
a)                  Psikologi eksperimental dan klasik
Menurut Atkinson (1996: 20) menyatakan psikologi eksperimental sebutan keliru karena para ahli psikologi dengan ahli bidang lain pun melakukan ekperimen. Akan tetapi, kelompok ini biasanya terdiri dari para ahli psikologi yang mempergunakan metode eksperimen untuk mempelajari bagaimana orang bereaksi terhadap rangsangan indra, memandang dunia ini, belajar dan menginga, menjawab secara emosional, dan digerakan unruk bertindak, baik oleh rasa lapar maupun oleh keinginan untuk sukses dalam hidup. Metode eksperimen dalam psikologi mulai diperkenalkan oleh dua tokoh ahli psikologi ternama Wilhelm Wundt dan William James (Boeree, 2005: 289).
Dalam perkembangannya, para ahli psikologi eksperimental pun menyelidiki binatang. Kadang-kadang mereka mencoba mencari hubungan antara perilaku binatang dengan perilaku manusia, namun mereka pun sering mempelajari binatang untuk membandikan perilaku berbagai jenis spesies (psikologi perbandingan). Para ahli psikologi eksperimental memikirkan mengenai perkembangan metode pengukuran serta pengontrolan secara tepat.
Bidang ini berkaitan erat dengan biologi serta psikologi fisiologi. Para ahli psikologi fisiologi disebut juga ahli neuropsikologi (Atkinson, 1996: 21). Bidang ini mencoba menemukan hubungan antara proses biologi dengan prilaku. Misalkan bagaimana hubungan hormon seks dengan perilaku? Dua bidang penelitian antardisplin ilmu adalah neurosains yang meneliti tentang hubungan antara fungsi otak dengan perilaku serta psikofarmakologi yang meneliti tentang obat-obatan dan perilaku (Atkinson, 1996: 21).

b)                  Psikologi psikoanalisis
Psikoanalisis adalah sebuah model perkembangan kepribadian filsafat tentang manusia, dan metode psikoterapi. Salah satu tokoh psikoanalisis adalah Sigmund Freud (1856 - 1939). Freud atau Sigismund Scholomo lahir pada 6 Mei 1856 di Freiberg, Moravia. Saat itu Moravia merupakan bagian dari kekaisaran Austria-Hongaria (sekarang cekoslowakia). Menginjak usia empat tahun ia pindah ke Wina, Austria (Berry, 2001: 3).
Psikoanalisis lahir akibat keraguan Freud terhadap kedokteran. Pada saat itu, kedokteran dipercaya dapat menyembuhkan penyakit termasuk histeria yang melanda Wina (Freud, terj., 1991:4). Pengaruh Jean-Martin Charcot, neurolog prancis, yang menunjukan adanya faktor psikis yang menyebabkan histeria mendukung pula keraguan Freud (Berry, 2001: 15). Sejak saat itu Freud meneliti penyebab histeria, dan membawa kesimpulan struktur psikis manusia: Id, Ego, Superego, dan ketidaksadaran, prasadar dan kesadaran.
Prinsip tersebut untuk menjelasakan segala yang terjadi pada manusia, antara lain mimpi. Menurut Freud, mimpi adalah bentuk penyaluran dorongan yang tidak disadari. Dalam keadaan sadar orang sering merepresi keinginan-keinginannya. Karena tidak bisa tersalurkan pada keadaan sadar, maka keinginan itu mengaktualisasikan diri pada saat tidur, ketika kontrol ego lemah.
Dalam pandangan Freud, semua perilaku manusia baik yang nampak (gerakan otot) maupun yang tersembunyi (pikiran) adalah disebabkan oleh peristiwa mental sebelumnya. Terdapat peristiwa mental yang kita sadari dan tidak kita sadari namun dapat kita akses (preconscious) dan ada yang sulit kita bawa ke alam tidak sadar (unconscious). Di alam tidak sadar inilah tinggal tiga struktur mental yang ibarat gunung es dari kepribadian kita yaitu
1)                  Id
Id berisikan segala sesuatu yang secara psikologis diwariskan sejak lahir termasuk insting. Id mengurangi ketegangan dan menghilangkan ketidaknyamanan dan mengejar kenikmatan
2)                  Ego
Ego adalah “aku” atau “diri” yang tumbuh dari id pada masa bayi dan menjadi sumber dari individu untuk berkomunikasi dunia luar. Dengan adanya ego, individu dapat membedakan dirinya dengan lingkungan dan sekitarnya, dengan demikian ego merupakan penentu suatu tindakan, memilih segi-segi lingkungan kemana ia akan memberi respons, dan memutuskan insting-insting manakah yang akan dipuaskan dan bagaimana caranya.
3)                  Superego
Komponen ketiga adalah superego, yaitu moral atau etis dari kepribadian. Superego berkembang pada waktu ego menginternalisasikan norma-norma sosial dan moral. Superego adalah perwujudan internal dari nilai-nilai dan cita-cita tradisional masyarakat, sebagaimana diterangkan orang tua kepada anaknya dan dilaksanakan dengan cara memberi hadiah atau hukuman.
Sebagai contoh adalah berikut ini: Anda adalah seorang bendahara yang diserahi mengelolah uang satu miliar rupiah tunai. Id mengatakan: “Pakai saja uang itu sebagian, toh tidak ada yang tahu!”. Sedangkan ego: “Cek dulu, jangan-jangan ada yang melihat!”. Sementara superego: “Jangan lakukan!”.

c)                  Behaviorisme
Aliran ini sering dikatakan sebagai aliran ilmu jiwa namun tidak peduli pada jiwa. Pada akhir abad ke-19, Ivan Petrovic Pavlov memulai eksperimen psikologi yang mencapai puncak tahun 1940- 1950 an. Disini psikologi didefinisikan sebagai sain sementara sain hanya berhubungan dengan sesuatu yang dapat dilihat dan diamati saja. Sedangkan ‘jiwa’ tidak dapat diamati, maka tidak digolongkan ke dalam psikologi.
Aliran ini memandang manusia sebagai mesin (homo mechanicus) yang dapat dikendalikan perilakunya melalui suatu kelaziman (conditioning). Sikap yang diinginkan dilatih terus-menerus sehingga menimbulkan maladaptive behaviour atau perilaku menyimpang. Salah satu contoh ketika Pavlov melakukan eksperimen terhadap seekor anjing. Di depan anjing ekperimennya yang lapar, Pavlov menyalakan lampu. Anjing tersebut tidka mengeluarkan air liur. Kemudian sepotong daging ditaruh dihadapannya dan anjir tersebut berair liur. Selanjutnya begitu terus setiap kali lampu dinyalakan maka daging disajikan. Begitu hingga beberapa kalo percobaan, sehingga setiap kali lampu dinyalakan maka anjing tersebut berliur meski daging tidak disajikan. Dalam hal ini air liur anjing menjadi conditioned response dan cahaya lampu menjadi conditioned stimulus.
Ini yang dinamakan pelaziman dan untuk mengobatinya kita bisa melakukan apa yang disebut kontrapelaziman (counterconditioning).

d)                 Psikologi Humanistis
Aliran ini muncul akibat reaksi atas aliran behaviourisme dan psikoanalisis. Kedua aliran ini dianggap merendahkan manusia menjadi sekelas mesin atau makhluk rendah. Aliran ini biasa disebut mazhab ketiga setelah psikoanalisa dan behaviourisme.
Salah satu bagian dari humanistic adalah logoterapi. Adalah Viktor Frankl yang mengembangkan teknik psikoterapi yang disebut sebagai logotherapy (logos = makna). Pandangan ini berprinsip: (a) Hidup memili makna, bahkan dalam situasi yang paling menyedihkan sekalipun. (b) Tujuan hidup kita yang utama adalah mencari makna dari kehidupan kita itu sendiri. (c) Kita memiliki kebebasan untuk memaknai apa yang kita lakukan dan apa yang kita alami bahkan dalam menghadapi kesengsaraan sekalipun.
Logoterapi ini sangat erat kaitannya dengan SQ, yang dapat kita kelompokan berdasarkan situasi-situasi berikut:
a.                   Ketika seseorang menemukan dirinya (self-discovery).
b.                  Makna muncul ketika seseorang menentukan pilihan.
c.                   Ketika seseorang merasa istimewa, unik dan tak tergantikan.
d.                  Ketika kita dihadapkan pada sikap bertanggung jawab.
e.                   Ketika kita mengalami situasi transendensi (pengalaman membawa kita ke luar dunia fisik, ke luar suka dan duka kita, keluar dari diri kita sekarang). Transedensi adalah pengalaman spiritual yang memberikan makna pada kehidupan kita.



e)                  Psikologi Gestalt
Psikologi ini berasal dari bahasa Jerman yang berarti menggambarkan konfigurasi atau bentuk yang utuh. Suatu gestalt dapat berupa objek yang berbeda dari jumlah bagian-bagiannya. Semua penjelasan tentang bagian-bagian objek akan mengakibatkan hilangnya gestalt itu sendiri. Sebagai contoh, ketika melihat sebuah persegi panjang maka hhal ini dapat dipahami dan dijelaskan sebagai persegi panjang berdasarkan keutuhannya atau keseluruhannya dan indentitas ini tidak dapat dijelaskan sebagai empat garis yang saling tegak lurus dan berhubungan.
Sejalan dengan itu, gestalt menunjukan premis dasar sistem psikologi yang mengkonseptualisasi sebagai peristiwa psikologis sebagai fenomena yang terorganisasi, utuh dan logis. Pandangan ini menjelaskan integritas psikologis aktivitas manusia yang jelas. Menurut para gestaltis, waktu itu psikologi menjadi kehilangan identitas jika dianalisis menjadi komponen-komponen atau bagian-bagian yang telah ada sebelumnya.
Psikologi gestalt adalah gerakan Jerman yang secara langsung menentang psikologi strukturalisme Wundt. Para gestaltis mewariskan tradisi psikologi aksi dari Brentano, Stumpf, dan akademi Wurzburg di Jerman, yang berupaya mengembangkan alternatif bagi model psikologi yang dianjurkan oleh model ilmu pengetahuan alam reduksionistik dan analitik dari Wundt.
f)                   Psikologi Kognitif
Kognisi adaalah suatu konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenalan. Istilah tersebut merujuk pada bentuk-bentuk pemikiran abstrak serta pemecahan masalah yang didasarkan pada manipulasi simbol-simbol linguistik (proposisi) atau simbol-simbol kebendaan. Istilah psikologi kognitif mengacu pada pemahaman berbagai bentuk instrumen observasi empirik sistematik manusia yang selanjutnya di konstruksikan menjadi serangkaian teori.
Kelahiran psikologi dipengaruhi oleh dua tradisi pemikiran ;
a.                   Psikologi kognitif sebagai perkembangan alamiah dari apa yang disebut dengan psikologi eksperimental yang selanjutnya merangkum metodologi perilaku. Pendekatan ini memadukan observasi lapangan dan laboratorium.
b.                  Psikologi kognitif berkembang setelahh perang dunia II , pada awalnya dimaksudkan untuk mencari pemecahan masalah diseputar interaksi diantara manusia dan mesin (Richardon).
2.                  Teori dalam Ilmu Psikologi
1.                  Teori Agresi Psikoanalisis Sigmund Freud
Teori Aresi Psikoanalisis dimotori oleh Sigmund Freud dalam karyanya  Beyond th Pleasure Pinciple  (1920). Inti dari teor tersebu adalah :
a)                  Perilaku agresif manusia pada dasarnya ddorong oleh dua kekuatan dasar yang menjadi bagian tidak terpisakan dari sifat manusia, yakni insting/naluri kehidupan (eros) dan insting/naluri kematian (thanatos).
b)                  Eros mendorong orang mencari kesenangan dan kenikmatan untk memenuhi keinginan.sedangkan thenatos diarahkan pada tindakan-tindakan destrutif diri serta perasaan berdsa/bersalah.
c)                  Karena sifat antaginistiknya, kedua insting/nalusi merupakan sumber dar konflik yang berkelanjutan. Hanya dapat diatasi dengan mengalihkan kekuatan dengan orang lain yang bersangkutan kepada orang lain. Dengan demikian agresi merupakan mekanisme untuk melepaskan energi detrutif sebagai cara melindungi stabilitas abstrak intrafik pelaku.
d)                 Satu altenatif yang mungkin dapat dilakukan melalui kartasis (pelepasan) adalah melalui humor maupun menyalurkan agresi terhadap benda-benda tiruan, serta berolahraga yang menunjukan permainan kertas.
2.                  Teori disonasi Kognitif Festeger.
Teori disonasi Kognitif dari Festeger dimuat dalam karyanya a Theory of cognitive Dissonance (1957). Disonasi adalah hubungan dua elemen yang terjadi isertai suatu penangalan. Adapun isi dari disonasi kognitif adalah sebagi berikut :
a)                  Antara elmen-elemen kognitif mungkin teradi hubungan yang tdak pas (nonfitting relation) yang menimbulkan disonasi ( kejanggalan) kognitf.
b)                  Dissonasi kogniif menimbulkan desakan untuk mengurang disonani tersebut dan menghindari peningkatannya.
c)                  Hasil dari desakan itu terwujud dalam perubahan-perubahan pada kognisi.
d)                 Perubahan tingkah laku dan menghadapkan diri pada beberapa informasi tentang pendapat baru yang sudah disekdi terlebih dahulu.
3.                  Teori Kepribadian Eric Fromm
Erich fromm lahir di frankfrut, Jerman thun 1900. Ia belajar psikologi dan sosiolog di Universitas heidelberg, Frankfrut dan Munich. Setelah mendapat geahr Ph.D. dari Hidekber tahun 1922,kemudian belajar psikoanalisis di munich pada institut Psikoanalis Chikago. Namun, teakhir dia pnda ke Swiss dan dikenal sebagai teoritiku humanis deliktik.sebagai psikoanalis-humanis ,tema dasar yang da pake dalam tulisan-tulisannya adalah kesepian dan isolasi akibat dpisahkan dari alam dan orang lain. Bnyak karya Fromm yang diminati karena wawasannya ang luas tidak hanya psikologo namun juga filsafat,sosiologi,dan agama yang sangat diminati masyarakat luas.

Secara singkat teori fromm adalah sebagai berikut :
a)                  Kebebsan mausia yang smakin luas menempatkan manusia merasa semakin kesepianengan kata lain kebebasan menjadikan keadan yan negatif dimana manuia melarikan diri.
b)                  Manusia selalu berusaa memecahkan kontradiksi-kontradksi dasar apa adanya.
c)                  Aspek Indvidu, ykni apek binatang dan aspe manusia, menupakan kondisi dasar eksistensi manusia, yang beasumsi bahwa :” pemahamn tentang Psikhe manusia harus berdasarkan analisis tennag kebutuan manusia yang berasal dari kondisi-kondisi eksisetnsiya. Kebutuhan manusia mencangkup :
·                     Kebutuhan akan keterhubungan
·                     Kebuthan akan transendensi
·                     Kebutuhan akan identitas
·                     Kebutuhan akan kerangka orientasi
d)                 Kepibadian seseorang akan berkembang menurut kesempatan yang diberikan kepada oleh masyarakat.
e)                  Sebagai manusia tidak lepas dari pasangan tipe karakter nekrofilus dan bofilus. Nikofilus adalah orang yag ertarikpadematan, sedangan biofilus adalah orang yang mncintai kehidupan.
f)                   Sekarang inin lima tipe masyarakat sudah menggejala, berbeda denagn masa-masa sebelumnya, seerti reseptis,eksploitatif,penimbnan,pemasaran, dan produktif.
g)                  Fromm yakin dengan proposisi-proposisisebagai berikut:
I.                        Manusia memiliki kodrat esensial bawaan
II.                        Masyarakat dicipatakan leh manuia untk memenuhi kodrat esensial ini
III.                        Tidak satupun bntuk masyarakat ang ernah diciptakan berhasil memenuhi kebutuhan dasar eksistensi manusia
h)                  Masyarakat ang didambakan adalah sosialisme komuntarian humanistik.
4.                  Teori deprevasi relatif Gurr
Teori deprevasi relatif ini merupakan hsil pemiiran dan penelitnian Ted Robert Gurr yang dituangkan dalam karyanya Why Men Rebel (1970). Ringkasan teori tesebuat adalah  :
a.                   Dengan endefinisikan deprivasi relatif sebagai hasil dari proses prubahan harapan dabkemampuan unt memenuhi harapan itu maka bentuk deprivasi dapat dibedakan berdasarkan pola-pola perubahan.deprivasi presisten,deprivasi aspiriasinal, deprivasi dekremental, deprivasi progresif.
b.                  Ketidakpuasan mencitakan potensi untuk kekerasan politik. tiga klompok yang memperantai untuk kekerasan politik dan kekerasan aktual, yaitu justifikasi normatif untuk kekerasan, justifikasi kemanfaatan (utilitarian) untuk kekerasan, keseimbangan antara sumber-sumber daya koersif dan institusional dari pemberontak versus pemerintah/negara.
5.                  Teori Kecerdasan Majemuk Howard Gardner
Howard Gardner dilahirkan di Scranton Pennsylvania pada 1943. Setelah menyelesaikan Ph.D, Gardner ekerja untuk Jerome S.Bruner seorang ahli psikologi perkembangan kognisi. Pengaruh Burner sangat kuat. Ia banyak mengkritik teori Piaget entang teori perkembangan kognis karena menurut dia toeri Piaget sdah idak memadahi lagi. Inti pemikiran Paiget adalah konsepsi tentang anak sabagai “ bakal ilmuwan” . namun pendidikan gardner menunjukan bahwa ilmuan tidak dapat menjadi contoh bentuk tertinggi kognisi manusia.
Menurut Gardner, kemungkinan pemikiran dan kepandaian mansia sebenarnya dapat dijelaskan. Kesempatan mengembangkan teori ini terwujud pada awal tahun 1980-an. Gardner membukukan kecerdasan majemuk dalam Frmes of Mind.
Gardner meneliti beberpa literatur sains dan ilmu sosial untuk memperoleh kecerdasan potensial. Kecerdasan bukan hanya didukung oleh otes psikometri, melainkan juga dibuktikan dari tugas-tugas dalam psiologi eksperimental.
Dengan menggunakan kriteria tersbut , Gardner mengidentifiksikan delapan kcerdasan yang relatif otonom :
1)                  Kecerdasan Linguistik
2)                  Kecerdasan logika matematika
3)                  Kecerdasan spasial
4)                  Kecerdasan kinestik jasmaniah
5)                  Kecerdsan Interpersonal
6)                  Kecerdasan Intrapersional
7)                  Kecerdasan naturalis
Baginya kecerdasan dapat ditambah jlahnya, jika memenuhi sebagain besar kriteria.











BAB III

KESIMPULAN

Dari teori yang ada dapat disimpulkan Psikologi dibagi menjadi: Psikologi sosial,psikologi klinis dan penyuluhan atau konseling,Psikologi farmalogi,psikologi konstitusional,psikologi okupasional,psikologi politik,psikologi sekolah dan pendidikan,psikolosi perkembangan, psikologi kepribadian,psikologi lintas budaya,psikologi rekayasa,psikologi lingkungan, psikologi konsumen dan psikologi industri dan organisasi. Dan juga terdapat beberapa pendekatan dan metode penelitian untuk menemukan suatu pengetahuan tentang psikologi. Dalam ilmu psiologi juga terdapat madzhab ilmu psikologi untuk memahami madzhab tersebut dibagi sembilan madzhab dalam psikologi yaitu : Psikologi eksperimental dan fisiologi, psikoanalisis behaviorisme,gestalt, humanistik-existensialisme-fenomenologis, dan kognitif.


DAFTAR PUSTAKA
Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd. ,2008, Pengantar Ilmu Sosial, Jakarta, Bumi Aksara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar