PSIKOLOGI
Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata
kuliah dasar-dasar ilmu sosial
Dosen :
Yanuardi, M.Si

Oleh:
|
Muhammad Furqan Akhyar
|
(15417141001)
|
|
Arin Indah Diniarti
|
(15417141017)
|
|
Isabel Anjani
|
(15417141035)
|
|
Ulfah Rhomana Amany
|
(15417141036)
|
|
Angelica Anindita V.
|
(15417141039)
|
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015
DAFTAR ISI
|
Halaman Judul
|
........................................
|
|
|
Daftar Isi
|
........................................
|
i
|
|
Kata Pengantar
BAB I : PENDAHULUAN
|
........................................
|
ii
|
|
A.
Latar Belakang Masalah
|
.......................................
|
1
|
|
B.
Fokus Permasalahan
C.
Tujuan Penulisan
BAB II : PEMBAHASAN
A.
Kajian Teori
|
........................................
|
3
|
|
1.
Pengertian dan Ruang Lingkup Psikologi
|
........................................
|
3
|
|
2.
Sejarah Psikologi
|
........................................
|
3
|
|
3.
Pemerintah
|
........................................
|
3
|
|
4.
Masyarakat Luar Negeri
|
........................................
|
4
|
|
B.
Pembahasan
|
........................................
|
4
|
|
1.
Mazhab Psikologi
|
........................................
|
5
|
|
C.
Hukum Ekonomi
|
........................................
|
5
|
|
Daftar Pustaka
|
........................................
|
7
|
|
|
|
|
KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas dasar-dasar ilmu sosial
tentang psikologi ini dengan baik sesuai dengan waktu yang telah kita tentukan.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Bersama ini kami juga
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya tugas ini, terutama kepada Bapak Yanuardi, M.Pd. sebagai dosen
mata kuliah ini. Semoga segala yang telah kita kerjakan merupakan bimbingan
yang lurus dari Yang Maha Kuasa.
Dalam
penyusunan tugas ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik
dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan tugas ini dan
untuk pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan tugas-tugas yang lain di masa
mendatang. Semoga dengan adanya tugas ini kita dapat belajar bersama demi
kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Yogyakarta, 4 November
2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Manusia sejatinya
memiliki beberapa faktor yang dapat diteliti, karena manusia hidup dunia ini
tidak hanya dalam satu bidang saja. Faktor yang dapat diteliti antara lain
adalah faktor agama, sosial, ekonomi, bahkan psikologi orang tersebut.
Psikologi memiliki
arti ilmu yang mempelajari tingkah laku makhluk hidup. Hal ini didukung dari
berbagai sumber, di antaranya menurut ensiklopedia Indonesia jilid 13 (1990),
psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan binatang
baik secara langsung maupun tidak langsung. Pendapat lain muncul dari Muhibbin
Syah (2010) bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah
laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu ataupun kelompok,
dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku bersifat
psikomotorik yang meliputi perbuatan berbicara, duduk, berjalan, dan lain
sebagainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan,
berperasaan, dan lain sebagainya. Atkinson (1996: 18) mendefinisikan psikologi
itu studi kegiatan mental.
Layaknya ilmu lain,
ilmu psikologi juga terdapat divisi-divisinya sendiri. Mulai dari (1) ruang
lingkup psikologi, (2) pendekatan dan metode penelitan psikologi, (3) sejarah
perkembangan psikologi, (4) mazhab/ aliran ilmu psikologi, (5) konsep psikologi,
(6) generalisasi psikologi, (7) teori psikologi. Dari ketujuh divisi-divisi
ilmu psikologi tersebut, penulis merasa bahwa mazhab/ aliran ilmu psikologi dan
teori psikologi merupakan divisi utama yang harus bahas lebih mendalam.
Alasannya, karena divisi tersebut menjadi pondasi utama dari munculnya ilmu
psikologi.
Mazhab ilmu psikologi
terbagi atas sembilan mazhab, kesembilan mazhab ini tidak akan berkembang jika
tidak ada peletak teori dasarnya, sehingga sangat berkesinambungan apabila
penulis menyertakan teori psikologi sebagai fokus permasalahan yang akan dibahas.
B.
Fokus
Permasalahan
Fokus permasalahan
yang akan dikaji adalah:
1.
Apa saja mazhab ilmu
psikologi dalam buku Pengantar Ilmu Sosial
karya Hamid Hasan?
2.
Apa saja teori
psikologi dalam buku Pengantar Ilmu Sosial
karya Hamid Hasan?
C.
Tujuan
Penulisan
Penulisan ini
bertujuan antara lain:
1.
Mendeskripsikan mazhab
ilmu psikologi dalam buku Pengantar Ilmu Sosial
karya Hamid Hasan.
2.
Mendeskripsikan teori
psikologi dalam buku Pengantar Ilmu Sosial
karya Hamid Hasan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kajian
Teori
1.
Pengertian
dan Ruang Lingkup Psikologi
Psikologi merupakan
studi ilmiah mengenai proses perilaku
dan proses-proses mental. Hal itu
didukung dari pernyataan Kenneth Clark dan George Millter (1970) bahwa
psikologi merupakan studi ilmiah mengenai perilaku. Psikologi sebenarnya masuk
salah satu dari ilmu perilaku atau ilmu sosial, sebab terdapat bidang khusus
yang beraneka ragam di dalamnya. Contohnya, psikologi eksperimental, psikologi
fisiologi, psikologi perkembangan, psikologi sosial, psikologi kepribadian,
psikologi klinis dan penyuluhan, psikologi sekolah dan pendidikan, serta
psikologi industri dan permesinan.
Psikologi terdapat
beberapa pendekatan studi dari beberapa sudut pandang, diantaranya:
1.
Pendekatan Neurobiologi
Pendekatan yang
dihubungkan antara tindakan kita dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam
tubuh kita, terutama otak dan sistem saraf. Tokoh pen dekatan ini adalah Broca, Fritsc, Hitzig, dan Ferrir.
2.
Pendekatan Behaviorisme (Perilaku)
Pendekatan ditargetkan
pada kegiatan luar organisme yang dapat dilihat dan diukur. Tokohnya J.B. Watson dan B.F. Skiner.
3.
Pendekatan Kognitif
Lebih menekankan cara
kerja otak untuk mengolah informasi yang masuk secara aktif dan mengubahnya
berbagai cara. Tokohnya Kenneth Craik.
4.
Pendekatan Psikoanalitik
Pendekatan terfokus
pada motif bawah sadar yang berakar dari dorongan seksual dan agresi yang ditekan
pada masa kanak-kanak. Tokoh pendekatan ini adalah Sigmund Freud, Adler, Jung, Fromm, Sullivan, Horney.
5.
Pendekatan Psikologi Gestalt.
Menekankan pada
konfigurasi yang menyeluruh, tokoh dari kelompok ini adalah Max Wertheim, Kohler, dan Koffka.
6.Pendekatan Fenomenologi dan Humanistik
Berfokus pada
pengalaman subyektif seseorang, kebebasan memilih, dan motivasi terhadap
aktualisasi diri. Tokoh dari kelompok ini Abraham
Maslow dan Carl Rogers.
Ilmu psikologi mengenal beberapa
metode yang digunakan adalah sebagai berikut.
a)
Metode Ekperimental
Menekankan
pengkajian setiap variabel (variabel bebas dan terikat), dengan memberikan
perlakuan terhadap kelompok eksperimen untuk kemudian diukur analisis pengaruh
perlakuan tersebut.
b)
Metode Pengamatan
Melakukan
pengamatan terhadap sampel penelitian, baik perilaku binatang ataupun manusia.
c)
Metode Survey
Secara
langsung dapat dilakukan peneliti melalui kuisoner atau wawancara dengan jumlah
sampel yang cukup banyak.
d)
Metode Tes
Dilakukan
untuk mengukur jenis kemampuan, minat, sikap dan hasil kerja. Melalui metode
ini para ahli memperoleh data diri seseorang tanpa alat laboratorium yang
sulit.
e)
Metode Riwayat Hidup
atau Kasus
Digunakan
untuk mengungkapkan kasus-kasus yang ditelaah sesuai dengan kebutuhan peneliti.
Sebagian besar riwayat kasus dipersiapkan dengan cara merekonstruksikan riwayat
hidup seseorang didasarkan pada kejadian dan catatan yang teringat (Atkinson,
1996: 25-30)
Beberapa jenis ilmu
psikologi secara sistematis maupun terapan, dapat dirinci sebagai berikut:
a)
Psikologi Sosial (Sosial Psychology)
Is the scientific
study of individual behavior as a function of social stimuli ‘
ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku individu sebagai fungsi dari
rangsang-rangsang sosial’ (Shaw dan Costanzo, 1970: 3). Dari definisi tersebut
pengertian psikologi sosial dapat diartikan sebagai suatu kajian tentang sifat,
fungsi, fenomena perilaku sosial, dan pengalaman mental individu dalam sebuah
konteks sosial. Contoh fenomena psikologi sosial adalah agresif kemarahan,
pembelajaran sosial, hubungan sosial, kerjasama dan kompetisi, serta pembuatan
keputusan kelompok.
b)
Psikologi Klinis dan
Penyuluhan atau Konseling (Clinical
Psychology and Counselling)
Bidang
psikologi terapan yang berperan sebagai salah satu disiplin kesehatan mental
dengan menggunakan prinsip-prinsip psikologi untuk memahami, mendiagnosis, dan
mengatasi berbagai masalah atau penyakit psikologi (Mens, 2000: 122).
Organisasi
yang mengatur standar psikologi klinis dibentuk pada tahun 1947 oleh Dewan
Profesi Psikologi Amerika, yakni American
Noard of Profesional Psychology. Lembaga tersebut berhak melakukan
pengujian, memberikan diploma, serta mendorong pembinaan kecakapan psikologi
profesional. Perkembangan psikologi klinis khususnya di amerika semakin pesat.
Hal itu terbukti dari perkembangan anggota dan rekanan yang aktif, mauoun
perkembangan keilmuannya.
Sedangkan
psikologi konseling merupakan psikologi terapan yang berusaha menciptakan,
menerapkan, dan menyebarkan pengetahuan mengenai pencegahan dan penanggulangan
gangguan fungsi manusia dalam berbagai kondisi (Brown dan Lent, 1992). Di
Amerika bidang ini lahir sebagai bidang ilmu tersendiri (1947), kemudian di
Kanada dan Australia, kemudian Inggris (1982) dengan membentuk seksi psikologi
konseling pada British Psychology Society
(Taylor, 2000: 182). Tujuan dari psikologi konseling adalah membantu individu
memahami dan mengubah perasaan, pikiran, dan perilaku kejiwaan; mengatasi
tekanan mental dan sebagainya. (American
Psychological Association, 1985).
c)
Psikologi
Konstitusional (Constitutional Psychology)
Psikologi
ini masih sangat kontroversial, pemahaman ini sebagai studi tentang hubungan
antara struktur morfologis dan fungsi fisiologis tubuh serta hubungan antara
fungsi-fungsi psikologi sosial (Lerner, 2000: 168). Psikologi konstitusional
mula-mula dirintis oleh Kretschmer pada tahun 1921 dengan menerbitkan Korperbau und Charahter, yang kemudian
disusul oleh Sheldon dengan karyanya The
Varieties of Human Physique (1940) yang menimbulkan banyak kritik dan
reaksi. Dikarenakan masyarakat ilmiah kurang begitu yakin terhadap kekuatan
asosiasi antara tipe fisik dan temperamen, seperti yang dilaporkan
karya-karyanya bahwa terdapat korelasi tatanan +0,8 tentang hubungan antara
karakter tempramen dan fisik. Selain itu keraguan tersebut didasarkan pada
landasan konseptual, metodologis, serta analisis datanya. Tetapi dalam
penelitian lain dimana karena aspek metodologinya lebih kuat, terungkap memang
ada asosiasi yang menonjol antara tipe-tipe fisik tertentu, seperti daya tarik
fisik dengan keperibadian atau tempramen (Lerner, 1987; 2000: 168).
d)
Psikofarmakologi
Pengetahuan
tentang obat untuk mengobati gangguan psikiatris. Sejak tahun 1950, seorang
psikiater hanya memiliki sedikit obat stimulan dan obat penenang nonspesifik
untuk mengobati kecemasan dan depresi. Pada tahun 1955 terjadi tiga penemuan
farmakologi yang menandai revolusi pengobatan psikiatri, yakni obat
antipsikotik, antidepresan, dan lithium (pope, 2000: 866)
Obat
antipsikotik berfungsi sebagai penetralan khayalan atau kepercayaan kepada
hal-hal yang tidak nyata dan halusinasi (perasaan melihat, mendengar suara, dan
sejenisnya), yang merupakan gejala umum pada penyakit skizoprenia dan penyakit
kegilaan depresif.
Obat
antidepresan berfungsi meringankan pasien yang mengalami depresi mayor atau
tertekan dari penyakit depresi kejiwaan.
e)
Psikologi Okupasional
(Accupational Psychology)
Terminologi
yang merangkum suatu bidang kajian psikologi industri, psikologi organisasi,
psikologi vokasional, dan psikologi sumber daya manusia (Herriot, 2003: 713).
Psikologi industri memberi petunjuk
tentang psikologi yang berkaitan dengan kepentingan manajemen, psikologi
organisasi dengan membatasi hanya pada konteks khusus tertentu, psikologi
vokasional cenderung membatasi berbagai karier individu di luar konteks
organisasional yang dapat mereka tekuni, sedangkan psikologi sumber daya
manusia dapat mengabaikan konteks nonorganisasional. Jika dia ditinjau dari
historisnya, psikologi okupasional sebagai produk perubahan sosial, ekonomi,
dan kultural, khususnya pada masyarakat barat. Pasca perang dunia I, berkembang
tes-tes psikometrik dan seleksi kemiliteran. Hal berbeda pasca perang dunia II,
yang memberi bukti tentang pentingnya nilai keterpaduan (cohensiveness) kelompok dalam meraih tujuan.
f)
Psikologi Politik (Political Psychology)
Interdisipliner
yang tujuan subtantif dasarnya adalah untuk menyingkap saling keterkaitan
antara proses psikologi dan politik (Renshon, 2000: 784). Bidang ini memiliki
sumber dari berbagai disiplin keilmuan, seperti antropologi budaya, ekonomi,
sosiologi, psikologi, serta ilmu politik. Dalam kajiannya, biasanya untuk
psikologi lebih banyak menggunakan teori psikoanalisis, teori kepribadian,
psikologi sosial, psikologi perkembangan, dan psikologi kognitif. Sedangkan
dari sisi lain menggunakan kajian pendekatan ilmu politik, terutama perilaku
politik massa, kepemimpinan politik, dan pengambilan keputusan, serta konflik
politik di dalam antar bangsa.
g)
Psikologi Sekolah dan
Pendidikan
Kajian
tentang perilaku peserta didik di sekolah yang substansinya merupakan gabungan
psikologi perkembangan anak, psikologi pendidikan, dan psikologi klinis yang
berhubungan dengan setiap anak untuk evaluasi kegiatan belajar dan emosi.
Sedangkan psikologi pendidikan, merupakan kajian tentang perilaku dalam bidang
proses belajar mengajar.
h)
Psikologi Perkembangan
Menekankan
perkembangan manusia dan berbagai faktor yang membentuk perilakunya sejak lahir
sampai berumur lanjut. Para ahli psikologi perkembangan mempelajari kemampuan
khusus, seperti bagaimana kemampuan berbahasa berkembang dan berubah pada
anak-anak yang sedang tumbuh atau dalam suatu masa hidup tertentu, seperti masa
bayi, tahun-tahun prasekolah, atau masa remaja (atkinson et al, 1996: 21)
i)
Psikologi kepribadian
Segi
pandang yang menekankan pada hal penanaman dan peletakan tingkah laku di dalam
kepribadian individu. Namun definisi tersebut masih belum jelas karena justru
kata “kepribadian” –nya itulah yang belum diungkap artinya. Sedangkan menurut
Alfred Adler adalah ilmu perilaku
tentang gaya hidup individu atau cara karakteristik seseorang dalam bereaksi
terhadap masalah-masalah dan tujuan hidup.
Dalam
macam-macam kategori, untuk menggolongkan psikologi kepribadian dibedakan
menjadi dua teori. Pertama, teori
disusun atas pemikiran spekulatif. Kedua,
teori disusun atas dasar data dari hasil penelitian empiris atau eksperimental.
Jika
dikelompokkan dari aspek atau kompenen kepribadiannya yang dipakai sebagai
landasan dalam penyusunan perumusan teori-teori dibagi menjadi 5, yakni (a)
teori konstitusional, (b) teori tempramen, (c) teori ketidaksadaran, (d) teori
faktor, (e) teori kebudayaan.
j)
Psikologi Lingkungan
Bidang
ini lahir pada tahun 1970-an yang perkembangannya sangat pesat hingga sekarang.
Dalam hal ini lingkungan berhubungan dengan proses belajar, yang mengunjuk pada
efek kumulatif dari respon individu terhadap rangsangan lingkungan individu
dalam hidupnya. Oleh karenanya praktik pengasuhan anak, pendidikan di sekolah,
serta hubungan antarpribadi merupakan bagian-bagian utama dari lingkungan.
Psikologi lingkungan dapat menjangkau berbagai aneka permasalahan. Bidang ini tidak
hanya mengkaji akibat yang sebelumnya sudah terpikiran manusia, melainkan juga
akibat yang diperhitungkan sebelumnya. Karena itu apabila dirumuskan secara
longgar, sebenernya psikologi lingkungan tumpang tindih dengan psikologi rekayasa
yang lazim, serta bidang-bidang dari psikologi konsumen, komunitas, psikologi
klinis.
k)
Psikologi Konsumen
Bidang
psikologi ini mulai dengan psikologi periklanan dan penjualan objeknya adalah
komunikasi yang efektif, baik dari pihak pabrik maupun distributor kepada
konsumen (Anastasi, 1989: 389). Terutama melalui iklan, konsumen memperoleh
informasi tentang produk atau jasa yang dapat diperoleh manfaat khusus dari
produk dan jasa tersebut. psikologi periklanan mulai dilancarkan selama dua
dasawarsa yang pertama dari abad ke-20 dengan studi laboratorium di berbagai
lokasi.
2.
Sejarah
Psikologi
Pada zaman yunani
kuno, Plato dan Aristoteles dianggap sebagai pelopor dalam psikologi. Plato
(427-347 SM) yang beranggapan jiwa manusia terbagi atas dua bagian yaitu jiwa
rohaniah dan jiwa badaniah. Selanjutnya, menurut plato yang terkenal dengan
konsepsi yang Trikotonomi dalam diri
manusia terdapat jiwa yang meliputi pikiran atau kecerdasan (di kepala),
kemauan (di dada), dan nafsu atau perasaan (di perut). Sedangkan Aristoteles
(384-323 SM) lebih dikenal dengan Dikotomi,
dimana jiwa meliputi kecerdasan dan kemauan.
St. Agustinus yang
berpengaruh oleh gagasan plato dalam bukunya “Convessi” mengajarkan manusia terdiri dari jasmani dan rohani.
Rohani tidak berzat dan memberi arah pada jasmani dan membentuk jasmani. Renne
Descartes menandai adanya hubungan pikiran dengan badan sebagai interaksi yang
terungkap dalam semboyannya Cogito Ergo
Sum atau “saya berfikir karena itu saya ada”
Sebelumnya usaha studi
ilmiah yang sistematis terhadap psikologi telah dibangun sebagaimana yang
dilakukan pada cabang ilmu lainnya, dapat dikatakan telah muncul pada abad
pertengahan ke-19. Sedangkan untuk pengukuran psikometrik diawali oleh Francais
Galton (1822-1911), seorang ahli psikologi Inggris yang memiliki hobi mengukur
sesuatu yang luas bahkan ke latar belakang wanita yang ia temui dalam
perjalanannya ke Afrika.
Perkembangan ilmu
psikologi menjadi pesat setelah adanya pengaruh psikologi eksperimental
Willhelp Wundt pada tahun 1879. Ia berpandangan bahwa dalam memahami
gejala-gejala kejiwaan manusia tidak dapat pandang proses-proses kejiwaan itu
seperti suatu penjumlahan dari unsur-unsurnya tetapi jiwa itu merupakan satu
kesatuan yang melebihi jumlah dari unsur-unsurnya.
Suatu perkembangan
lainnya ialah dipelopori oleh Sigmund Freud seorang psikiater Austria
berpendapat bahwa kegiataan tingkah laku manusia sehari-hari justru lebih
dominan dipengaruhi oleh alam bawah sadar. Edward Lee Thorndike dikenal karena
percobaanya memulai kucing-kucingnya serta instruksi kotak-kontak puzzle yang
unik ia menyimpulkan bahwa
1)
Hukum latihan, jika
asosiasi lebih sering digunakan maka koneksinya akan lebih kuat. Sedangkan yang
paling kurang penggunaannya maka paling lemah koneksinya.
2)
Hukum Efek, yaitu ketika
sebuah asosiasi diikuti dengan keadaan yang memuaskan, maka koneksinya menguat
begitupun sebaliknya.
Psikologi diartikan
sebagai studi mengenai kegiatan mental, datanya terutama diperoleh melalui
observasi diri dalam bentuk instropeksi.
B.
Pembahasan
Pada
subbab ini dipaparkan hasil dari rumusan masalah tentang mazhab psikologi dan
teori psikologi dalam buku Pengantar Ilmu
Sosial. Dalam semua ilmu terutama ilmu psikologi, terdapat berbagai aliran
dan teori-teori yang berkembang, berikut adalah penjelasannya
1.
Mazhab
Ilmu Psikologi
Untuk
memahami mahzab dalam psikologi, Boeree (2005: 289-436) membaginya dalam
sembilan mazhab psikologi, yakni psikologi ekperimental dan fisiologi,
psikoanalisis, behaviorisme, gestalt, humanistik-existensialisme-fenomenologis,
dan kognitif.
a)
Psikologi
eksperimental dan klasik
Menurut Atkinson
(1996: 20) menyatakan psikologi eksperimental sebutan keliru karena para ahli
psikologi dengan ahli bidang lain pun melakukan ekperimen. Akan tetapi,
kelompok ini biasanya terdiri dari para ahli psikologi yang mempergunakan
metode eksperimen untuk mempelajari bagaimana orang bereaksi terhadap
rangsangan indra, memandang dunia ini, belajar dan menginga, menjawab secara
emosional, dan digerakan unruk bertindak, baik oleh rasa lapar maupun oleh
keinginan untuk sukses dalam hidup. Metode eksperimen dalam psikologi mulai
diperkenalkan oleh dua tokoh ahli psikologi ternama Wilhelm Wundt dan William
James (Boeree, 2005: 289).
Dalam perkembangannya,
para ahli psikologi eksperimental pun menyelidiki binatang. Kadang-kadang
mereka mencoba mencari hubungan antara perilaku binatang dengan perilaku
manusia, namun mereka pun sering mempelajari binatang untuk membandikan
perilaku berbagai jenis spesies (psikologi perbandingan). Para ahli psikologi
eksperimental memikirkan mengenai perkembangan metode pengukuran serta
pengontrolan secara tepat.
Bidang ini berkaitan
erat dengan biologi serta psikologi fisiologi. Para ahli psikologi fisiologi
disebut juga ahli neuropsikologi (Atkinson, 1996: 21). Bidang ini mencoba
menemukan hubungan antara proses biologi dengan prilaku. Misalkan bagaimana
hubungan hormon seks dengan perilaku? Dua bidang penelitian antardisplin ilmu
adalah neurosains yang meneliti
tentang hubungan antara fungsi otak dengan perilaku serta psikofarmakologi yang meneliti tentang obat-obatan dan perilaku
(Atkinson, 1996: 21).
b)
Psikologi
psikoanalisis
Psikoanalisis
adalah sebuah model perkembangan kepribadian filsafat tentang manusia, dan
metode psikoterapi. Salah satu tokoh psikoanalisis adalah Sigmund Freud (1856 -
1939). Freud atau Sigismund Scholomo
lahir pada 6 Mei 1856 di Freiberg, Moravia. Saat itu Moravia merupakan bagian
dari kekaisaran Austria-Hongaria (sekarang cekoslowakia). Menginjak usia empat
tahun ia pindah ke Wina, Austria (Berry, 2001: 3).
Psikoanalisis lahir
akibat keraguan Freud terhadap kedokteran. Pada saat itu, kedokteran dipercaya
dapat menyembuhkan penyakit termasuk histeria yang melanda Wina (Freud, terj.,
1991:4). Pengaruh Jean-Martin Charcot, neurolog prancis, yang menunjukan adanya
faktor psikis yang menyebabkan histeria mendukung pula keraguan Freud (Berry,
2001: 15). Sejak saat itu Freud meneliti penyebab histeria, dan membawa
kesimpulan struktur psikis manusia: Id, Ego, Superego, dan ketidaksadaran,
prasadar dan kesadaran.
Prinsip tersebut untuk
menjelasakan segala yang terjadi pada manusia, antara lain mimpi. Menurut
Freud, mimpi adalah bentuk penyaluran dorongan yang tidak disadari. Dalam keadaan
sadar orang sering merepresi keinginan-keinginannya. Karena tidak bisa
tersalurkan pada keadaan sadar, maka keinginan itu mengaktualisasikan diri pada
saat tidur, ketika kontrol ego lemah.
Dalam pandangan Freud,
semua perilaku manusia baik yang nampak (gerakan otot) maupun yang tersembunyi
(pikiran) adalah disebabkan oleh peristiwa mental sebelumnya. Terdapat
peristiwa mental yang kita sadari dan tidak kita sadari namun dapat kita akses
(preconscious) dan ada yang sulit
kita bawa ke alam tidak sadar (unconscious).
Di alam tidak sadar inilah tinggal tiga struktur mental yang ibarat gunung es
dari kepribadian kita yaitu
1)
Id
Id
berisikan segala sesuatu yang secara psikologis diwariskan sejak lahir termasuk
insting. Id mengurangi ketegangan dan
menghilangkan ketidaknyamanan dan mengejar kenikmatan
2)
Ego
Ego adalah “aku” atau
“diri” yang tumbuh dari id pada masa
bayi dan menjadi sumber dari individu untuk berkomunikasi dunia luar. Dengan
adanya ego, individu dapat membedakan
dirinya dengan lingkungan dan sekitarnya, dengan demikian ego merupakan penentu suatu tindakan, memilih segi-segi lingkungan
kemana ia akan memberi respons, dan memutuskan insting-insting manakah yang
akan dipuaskan dan bagaimana caranya.
3)
Superego
Komponen ketiga adalah
superego, yaitu moral atau etis dari
kepribadian. Superego berkembang pada
waktu ego menginternalisasikan
norma-norma sosial dan moral. Superego
adalah perwujudan internal dari nilai-nilai dan cita-cita tradisional
masyarakat, sebagaimana diterangkan orang tua kepada anaknya dan dilaksanakan
dengan cara memberi hadiah atau hukuman.
Sebagai contoh adalah
berikut ini: Anda adalah seorang bendahara yang diserahi mengelolah uang satu
miliar rupiah tunai. Id mengatakan:
“Pakai saja uang itu sebagian, toh tidak ada yang tahu!”. Sedangkan ego: “Cek dulu, jangan-jangan ada yang
melihat!”. Sementara superego:
“Jangan lakukan!”.
c)
Behaviorisme
Aliran ini sering
dikatakan sebagai aliran ilmu jiwa namun tidak peduli pada jiwa. Pada akhir
abad ke-19, Ivan Petrovic Pavlov memulai eksperimen psikologi yang mencapai
puncak tahun 1940- 1950 an. Disini psikologi didefinisikan sebagai sain
sementara sain hanya berhubungan dengan sesuatu yang dapat dilihat dan diamati
saja. Sedangkan ‘jiwa’ tidak dapat diamati, maka tidak digolongkan ke dalam
psikologi.
Aliran ini memandang
manusia sebagai mesin (homo mechanicus)
yang dapat dikendalikan perilakunya melalui suatu kelaziman (conditioning). Sikap yang diinginkan
dilatih terus-menerus sehingga menimbulkan maladaptive
behaviour atau perilaku menyimpang. Salah satu contoh ketika Pavlov
melakukan eksperimen terhadap seekor anjing. Di depan anjing ekperimennya yang
lapar, Pavlov menyalakan lampu. Anjing tersebut tidka mengeluarkan air liur.
Kemudian sepotong daging ditaruh dihadapannya dan anjir tersebut berair liur.
Selanjutnya begitu terus setiap kali lampu dinyalakan maka daging disajikan.
Begitu hingga beberapa kalo percobaan, sehingga setiap kali lampu dinyalakan
maka anjing tersebut berliur meski daging tidak disajikan. Dalam hal ini air
liur anjing menjadi conditioned response
dan cahaya lampu menjadi conditioned
stimulus.
Ini yang dinamakan
pelaziman dan untuk mengobatinya kita bisa melakukan apa yang disebut
kontrapelaziman (counterconditioning).
d)
Psikologi Humanistis
Aliran ini muncul
akibat reaksi atas aliran behaviourisme dan psikoanalisis. Kedua aliran ini
dianggap merendahkan manusia menjadi sekelas mesin atau makhluk rendah. Aliran
ini biasa disebut mazhab ketiga
setelah psikoanalisa dan behaviourisme.
Salah satu bagian dari
humanistic adalah logoterapi. Adalah Viktor Frankl yang mengembangkan teknik
psikoterapi yang disebut sebagai logotherapy
(logos = makna). Pandangan ini
berprinsip: (a) Hidup memili makna, bahkan dalam situasi yang paling
menyedihkan sekalipun. (b) Tujuan hidup kita yang utama adalah mencari makna
dari kehidupan kita itu sendiri. (c) Kita memiliki kebebasan untuk memaknai apa
yang kita lakukan dan apa yang kita alami bahkan dalam menghadapi kesengsaraan
sekalipun.
Logoterapi ini sangat
erat kaitannya dengan SQ, yang dapat kita kelompokan berdasarkan
situasi-situasi berikut:
a.
Ketika seseorang
menemukan dirinya (self-discovery).
b.
Makna muncul ketika
seseorang menentukan pilihan.
c.
Ketika seseorang
merasa istimewa, unik dan tak tergantikan.
d.
Ketika kita dihadapkan
pada sikap bertanggung jawab.
e.
Ketika kita mengalami
situasi transendensi (pengalaman
membawa kita ke luar dunia fisik, ke luar suka dan duka kita, keluar dari diri
kita sekarang). Transedensi adalah pengalaman spiritual yang memberikan makna
pada kehidupan kita.
e)
Psikologi Gestalt
Psikologi ini berasal
dari bahasa Jerman yang berarti menggambarkan konfigurasi atau bentuk yang
utuh. Suatu gestalt dapat berupa
objek yang berbeda dari jumlah bagian-bagiannya. Semua penjelasan tentang
bagian-bagian objek akan mengakibatkan hilangnya gestalt itu sendiri. Sebagai contoh, ketika melihat sebuah persegi
panjang maka hhal ini dapat dipahami dan dijelaskan sebagai persegi panjang
berdasarkan keutuhannya atau keseluruhannya dan indentitas ini tidak dapat dijelaskan
sebagai empat garis yang saling tegak lurus dan berhubungan.
Sejalan dengan itu, gestalt menunjukan premis dasar sistem
psikologi yang mengkonseptualisasi sebagai peristiwa psikologis sebagai
fenomena yang terorganisasi, utuh dan logis. Pandangan ini menjelaskan
integritas psikologis aktivitas manusia yang jelas. Menurut para gestaltis, waktu itu psikologi menjadi
kehilangan identitas jika dianalisis menjadi komponen-komponen atau
bagian-bagian yang telah ada sebelumnya.
Psikologi gestalt adalah gerakan Jerman yang
secara langsung menentang psikologi strukturalisme Wundt. Para gestaltis
mewariskan tradisi psikologi aksi dari Brentano, Stumpf, dan akademi Wurzburg
di Jerman, yang berupaya mengembangkan alternatif bagi model psikologi yang
dianjurkan oleh model ilmu pengetahuan alam reduksionistik dan analitik dari
Wundt.
f)
Psikologi Kognitif
Kognisi
adaalah suatu konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenalan. Istilah
tersebut merujuk pada bentuk-bentuk pemikiran abstrak serta pemecahan masalah
yang didasarkan pada manipulasi simbol-simbol linguistik (proposisi) atau
simbol-simbol kebendaan. Istilah psikologi kognitif mengacu pada pemahaman
berbagai bentuk instrumen observasi empirik sistematik manusia yang selanjutnya
di konstruksikan menjadi serangkaian teori.
Kelahiran
psikologi dipengaruhi oleh dua tradisi pemikiran ;
a.
Psikologi kognitif sebagai
perkembangan alamiah dari apa yang disebut dengan psikologi eksperimental yang
selanjutnya merangkum metodologi perilaku. Pendekatan ini memadukan observasi
lapangan dan laboratorium.
b.
Psikologi kognitif
berkembang setelahh perang dunia II , pada awalnya dimaksudkan untuk mencari
pemecahan masalah diseputar interaksi diantara manusia dan mesin (Richardon).
2.
Teori
dalam Ilmu Psikologi
1.
Teori Agresi
Psikoanalisis Sigmund Freud
Teori Aresi
Psikoanalisis dimotori oleh Sigmund Freud dalam karyanya Beyond
th Pleasure Pinciple (1920). Inti dari teor tersebu adalah :
a)
Perilaku agresif
manusia pada dasarnya ddorong oleh dua kekuatan dasar yang menjadi bagian tidak
terpisakan dari sifat manusia, yakni insting/naluri kehidupan (eros) dan insting/naluri kematian (thanatos).
b)
Eros mendorong orang
mencari kesenangan dan kenikmatan untk memenuhi keinginan.sedangkan thenatos
diarahkan pada tindakan-tindakan destrutif diri serta perasaan berdsa/bersalah.
c)
Karena sifat
antaginistiknya, kedua insting/nalusi merupakan sumber dar konflik yang
berkelanjutan. Hanya dapat diatasi dengan mengalihkan kekuatan dengan orang
lain yang bersangkutan kepada orang lain. Dengan demikian agresi merupakan
mekanisme untuk melepaskan energi detrutif sebagai cara melindungi stabilitas
abstrak intrafik pelaku.
d)
Satu altenatif yang
mungkin dapat dilakukan melalui kartasis (pelepasan) adalah melalui humor
maupun menyalurkan agresi terhadap benda-benda tiruan, serta berolahraga yang
menunjukan permainan kertas.
2.
Teori disonasi
Kognitif Festeger.
Teori disonasi
Kognitif dari Festeger dimuat dalam karyanya a Theory of cognitive Dissonance
(1957). Disonasi adalah hubungan dua elemen yang terjadi isertai suatu
penangalan. Adapun isi dari disonasi kognitif adalah sebagi berikut :
a)
Antara elmen-elemen
kognitif mungkin teradi hubungan yang tdak pas (nonfitting relation) yang
menimbulkan disonasi ( kejanggalan) kognitf.
b)
Dissonasi kogniif
menimbulkan desakan untuk mengurang disonani tersebut dan menghindari
peningkatannya.
c)
Hasil dari desakan itu
terwujud dalam perubahan-perubahan pada kognisi.
d)
Perubahan tingkah laku
dan menghadapkan diri pada beberapa informasi tentang pendapat baru yang sudah
disekdi terlebih dahulu.
3.
Teori Kepribadian Eric
Fromm
Erich fromm
lahir di frankfrut, Jerman thun 1900. Ia belajar psikologi dan sosiolog di
Universitas heidelberg, Frankfrut dan Munich. Setelah mendapat geahr Ph.D. dari
Hidekber tahun 1922,kemudian belajar psikoanalisis di munich pada institut
Psikoanalis Chikago. Namun, teakhir dia pnda ke Swiss dan dikenal sebagai teoritiku
humanis deliktik.sebagai psikoanalis-humanis ,tema dasar yang da pake dalam
tulisan-tulisannya adalah kesepian dan isolasi akibat dpisahkan dari alam dan
orang lain. Bnyak karya Fromm yang diminati karena wawasannya ang luas tidak
hanya psikologo namun juga filsafat,sosiologi,dan agama yang sangat diminati
masyarakat luas.
Secara singkat
teori fromm adalah sebagai berikut :
a)
Kebebsan mausia yang
smakin luas menempatkan manusia merasa semakin kesepianengan kata lain
kebebasan menjadikan keadan yan negatif dimana manuia melarikan diri.
b)
Manusia selalu berusaa
memecahkan kontradiksi-kontradksi dasar apa adanya.
c)
Aspek Indvidu, ykni
apek binatang dan aspe manusia, menupakan kondisi dasar eksistensi manusia,
yang beasumsi bahwa :” pemahamn tentang Psikhe manusia harus berdasarkan
analisis tennag kebutuan manusia yang berasal dari kondisi-kondisi
eksisetnsiya. Kebutuhan manusia mencangkup :
·
Kebutuhan akan
keterhubungan
·
Kebuthan akan
transendensi
·
Kebutuhan akan
identitas
·
Kebutuhan akan
kerangka orientasi
d)
Kepibadian seseorang
akan berkembang menurut kesempatan yang diberikan kepada oleh masyarakat.
e)
Sebagai manusia tidak
lepas dari pasangan tipe karakter nekrofilus dan bofilus. Nikofilus adalah
orang yag ertarikpadematan, sedangan biofilus adalah orang yang mncintai
kehidupan.
f)
Sekarang inin lima
tipe masyarakat sudah menggejala, berbeda denagn masa-masa sebelumnya, seerti
reseptis,eksploitatif,penimbnan,pemasaran, dan produktif.
g)
Fromm yakin dengan
proposisi-proposisisebagai berikut:
I.
Manusia memiliki
kodrat esensial bawaan
II.
Masyarakat dicipatakan
leh manuia untk memenuhi kodrat esensial ini
III.
Tidak satupun bntuk
masyarakat ang ernah diciptakan berhasil memenuhi kebutuhan dasar eksistensi
manusia
h)
Masyarakat ang
didambakan adalah sosialisme komuntarian humanistik.
4.
Teori deprevasi
relatif Gurr
Teori deprevasi
relatif ini merupakan hsil pemiiran dan penelitnian Ted Robert Gurr yang
dituangkan dalam karyanya Why Men Rebel (1970). Ringkasan teori tesebuat
adalah :
a.
Dengan endefinisikan
deprivasi relatif sebagai hasil dari proses prubahan harapan dabkemampuan unt
memenuhi harapan itu maka bentuk deprivasi dapat dibedakan berdasarkan
pola-pola perubahan.deprivasi presisten,deprivasi aspiriasinal, deprivasi
dekremental, deprivasi progresif.
b.
Ketidakpuasan
mencitakan potensi untuk kekerasan politik. tiga klompok yang memperantai untuk
kekerasan politik dan kekerasan aktual, yaitu justifikasi normatif untuk
kekerasan, justifikasi kemanfaatan (utilitarian) untuk kekerasan, keseimbangan
antara sumber-sumber daya koersif dan institusional dari pemberontak versus
pemerintah/negara.
5.
Teori Kecerdasan
Majemuk Howard Gardner
Howard Gardner dilahirkan di Scranton
Pennsylvania pada 1943. Setelah menyelesaikan Ph.D, Gardner ekerja untuk Jerome
S.Bruner seorang ahli psikologi perkembangan kognisi. Pengaruh Burner sangat
kuat. Ia banyak mengkritik teori Piaget entang teori perkembangan kognis karena
menurut dia toeri Piaget sdah idak memadahi lagi. Inti pemikiran Paiget adalah
konsepsi tentang anak sabagai “ bakal ilmuwan” . namun pendidikan gardner
menunjukan bahwa ilmuan tidak dapat menjadi contoh bentuk tertinggi kognisi
manusia.
Menurut Gardner, kemungkinan pemikiran
dan kepandaian mansia sebenarnya dapat dijelaskan. Kesempatan mengembangkan
teori ini terwujud pada awal tahun 1980-an. Gardner membukukan kecerdasan
majemuk dalam Frmes of Mind.
Gardner meneliti beberpa literatur
sains dan ilmu sosial untuk memperoleh kecerdasan potensial. Kecerdasan bukan
hanya didukung oleh otes psikometri, melainkan juga dibuktikan dari tugas-tugas
dalam psiologi eksperimental.
Dengan menggunakan kriteria tersbut ,
Gardner mengidentifiksikan delapan kcerdasan yang relatif otonom :
1)
Kecerdasan Linguistik
2)
Kecerdasan logika
matematika
3)
Kecerdasan spasial
4)
Kecerdasan kinestik
jasmaniah
5)
Kecerdsan
Interpersonal
6)
Kecerdasan
Intrapersional
7)
Kecerdasan naturalis
Baginya
kecerdasan dapat ditambah jlahnya, jika memenuhi sebagain besar kriteria.
BAB III
KESIMPULAN
Dari teori yang ada dapat disimpulkan
Psikologi dibagi menjadi: Psikologi sosial,psikologi klinis dan penyuluhan atau
konseling,Psikologi farmalogi,psikologi konstitusional,psikologi
okupasional,psikologi politik,psikologi sekolah dan pendidikan,psikolosi
perkembangan, psikologi kepribadian,psikologi lintas budaya,psikologi
rekayasa,psikologi lingkungan, psikologi konsumen dan psikologi industri dan
organisasi. Dan juga terdapat beberapa pendekatan dan metode penelitian untuk
menemukan suatu pengetahuan tentang psikologi. Dalam ilmu psiologi juga
terdapat madzhab ilmu psikologi untuk memahami madzhab tersebut dibagi sembilan
madzhab dalam psikologi yaitu : Psikologi eksperimental dan fisiologi,
psikoanalisis behaviorisme,gestalt, humanistik-existensialisme-fenomenologis,
dan kognitif.
DAFTAR
PUSTAKA
Dr. H. Dadang Supardan,
M.Pd. ,2008, Pengantar Ilmu Sosial, Jakarta,
Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar